Tak ada yang menolak jika seorang Presiden Republik Indonesia mengajukan permintaan. Dari warga biasa, atlit, termasuk musisi.
Di hari musik Nasional contohnya, pada 9 Maret lalu, sejumlah musisi tanah air dari lintas angkatan memenuhi permintaan atau undangan presiden Jokowi untuk datang ke Istana dan bertemu langsung dengan Jokowi.
Namun ternyata gak semua musisi menerima begitu saja apa yang menjadi permintaan presiden Republik Indonesia ini.
Drummer Superman Is Dead (SID), Jerinx bisa jadi (mungkin) adalah satu-satunya musisi yang menolak permintaan Presiden Jokowi. Jadi ceritanya ada tim dari Presiden Jokowi meminta kepada SID untuk memakai lagu mereka, “Jadilah Legenda” untuk kampanye Presiden Jokowi. Secara tegas, Jerinx menolak mentah-mentah permintaan mereka.
Seperti yang ditulis Rolling Stone Indonesia, Jerinx memberikan statemennya.
“Hampir saja jadi miliuner. Kid you not. We (SID) just said NO to the (team of) President of Indonesia. They sent us a request to use the song (which I wrote) ‘Jadilah Legenda’ for their campaign. It was a really good offer that could bring us lots of fortune. But humanity comes first. Unless there”s justice for the Kendeng revolution, we will not associate our band and our songs with the President.”
Pernyataan itu diambil dari tulisan lewat akun pribadinya (yang sekarang sudah dihapus) yang diberi tagar #kendengberduka
Lewat wawancara Jerinx kepada Rolling Stone, Jika Jerinx menyetujui, lagu “Jadilah Legenda” serta footage dari video musik SID di lagu ini akan dipakai sebagai soundtrack program #JokowiMenjawab.

Drummer Superman Is Dead, Jerinx, yang menolak mentah-mentah permintaan Jokowi.
Namun, ketimbang menyetujui, drummer juga aktivis #BaliTolakReklamasi yang juga penulis dari lagu “Jadilah Legenda” ini menolak dengan memberikan jawaban,
“Saya sebagai penulis lagu ‘Jadilah Legenda’ merasa kurang sreg saja lagu saya dipakai alat ‘kampanye’ Jokowi (atau politisi manapun) terlebih setelah melihat sikap Jokowi terhadap kasus Kendeng. Saya 100% mendukung perjuangan warga Kendeng. Saya khawatirkan solidaritas saya terhadap Kendeng terdistorsi jika lagu yang saya tulis dipakai alat kampanye beliau. Saya juga menolak tawaran tersebut sebagai peringatan pada beliau jika saya/SID tidak akan selalu setuju atas kebijakan beliau. Contohnya, sikap ‘diam’ beliau terhadap penolakan reklamasi Teluk Benoa yang diperjuangkan selama 4 tahun oleh puluhan desa-desa Adat di Bali. Saya merasa beliau sudah saatnya untuk diingatkan,” jawabnya. Ia menegaskan, “Saya bukan musisi istana.”
Pernyataan ini lantas menyebar ke social media sampai dimuat di beberapa media anak muda di tanah air, salah satunya juga majalah HAI.
“Uang bisa membeli popularitas, namun tidak bisa membeli rasa hormat; ia perlu lebih dari uang, sensasi, dan rupa sempurna!” ungkap Jerinx.
Oh iya, seperti yang dikutip dari majalah HAI. Jikalau saja Jerinx berkata iya dan menyetujui tawaran Presiden Jokowi, ia bisa aja mendapat 1 miliar dari lagu itu.
“But we all know, ini politik, untuk kepentingan RI 1, kita bisa saja menjual lagu tersebut, misalnya seharga 1 miliar dan saya yakin itu akan berhasil mengingat seberapa sering Jokowi menyebut nama SID dalam wawancara. Tapi saya menolaknya,” ujar Jerinx.
Sikap tegasnya patut diacungi Jempol, mengingat selain sebagai musisi, dirinya juga dikenal sebagai orang yang konsisten sebagai aktivis, dari Bali Tolak Reklamasi sampai mendukung aksi perjuangan masyarakat yang ada di Desa Kendeng di Kabupaten Rembang, Semarang yang sedang dirundung duka karena pembangunan Pabrik Semen oleh PT Semen Indonesia.