Aksi vandalisme atau perusakan fasilitas umum, kali ini terjadi kembali di Jogja. Dalam postingan akun Facebook Fendii pada hari Minggu (29/1) memperlihatkan pelaku vandalisme yang dipaksa warga untuk saling semprot cat ke tubuh masing-masing.
Dalam postingan akun Facebook Fendii, Selasa (31/1), mengatakan kalau pelaku vandalisme tertangkap di tempat kejadian perkara di daerah Jalan Turi depan Safamart, Kembangarum, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aksi vandalisme memang sangat meresahkan warga, terutama coretan-coretan pada fasilitas umum yang mengganggu keindahan. Banyak yang mengeluh dengan aksi vandalisme ini, karena kebanyakan rumah-rumah warga yang posisinya di pinggir jalan ikut menjadi korban.
Dalam foto tersebut, terlihat dua pelaku vandalisme yang masih remaja saling menyemprotkan cat ke tubuh mereka. Warga memaksa para pelaku karena sudah meresahkan dengan aksi mereka. Warga melakukan tindakan itu berharap agar memberikan efek jera kepada dua pelaku vandalisme yang masih muda ini.
Namun ternyata, tindakan warga yang ingin memberikan efek jera kepada dua pelaku vandalisme ini juga menimbulkan komentar yang beragam.
Berikut beberapa komentarnya,
“Lanjutkan lur, semoga ada titik jera,” tulis akun Picko Tirta.
“Alhamdulillah… Semoga bisa jadi pelajaran untuk berbuat yang baik saja…” tulis akun Wiwied Sartawi.
“Menghukum bukan mendidik, wong jowo ilang jowone,” tulis akun Hady Yanua.
“Tuangkan karya senimu di tempat yang benar,” tulis akun Eko Rachmat Alrosyid.
Sepertinya ini bisa juga ditiru tuh, atau dimodifikasi juga boleh guna memberikan efek kapok bagi para pelaku vandalisme corat coret yang telah menjadi hal yang meresahkan di banyak kota-kota di Indonesia. Mirisnya, sebagian para pelakunya adalah anak-anak remaja tanggung. Dan mereka bukanlah anak-anak punk yang berantakan dan jorok penampilannya, kesehariannya malah banyak yang berpenampilan rapih.
Intinya vandalisme telah menjadi “budaya” di generasi penerus bangsa ini. So, apa mungkin ada cara lain yang lebih tepat?